Wisata Kopi Aroma

Jika anda penggemar kopi, ini adalah satu tempat yang mesti singgah - Fabriek Kopi Aroma. Anda juga boleh beli kopi aroma disini.Kami boleh menyusun tour kopi ini untuk anda.

Sekiranya anda berminat, sila email guidemetravel@gmail.com atau hubungi +6017 6116432(sila text sekiranya tiada jawapan)untuk sebarang pertanyaan atau quotation harga.

Diambil dari Gatra, Edisi 47

BICARA soal kopi di Bandung, niscaya ingatan orang tertuju ke Kopi Aroma. Dirintis sejak 1930 oleh Tan Houw Sian, perusahaan kopi yang berlokasi di Jalan Banceuy itu kini ditangani oleh generasi kedua, anak tunggalnya, Widyapratama yang kerap disapa Pak Widya.

Perusahaan ini sejak awal sudah berkembang. Pada 1936 Houw Sian sudah mampu membeli mesin pengolah buatan Jerman merek Probat. Perusahaan ini punya keunikan tersendiri. Bukan saja karena hanya mengolah kopi langsung dari tangan petani di Aceh, Lampung, hingga Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur yang menjadi langganannya. Houw Sian menurunkan tradisi menyimpan dulu kopinya selama beberapa tahun sebelum diolah. Untuk jenis Robusta penyimpanan itu selama 5 tahun, sedangkan jenis Arabika disimpan dulu selama 8 tahun.

Menurut Widya, tradisi itu tetap ia pertahankan karena berkaitan erat dengan kualitas rasa kopi produksi perusahaannya. Malah, rumahnya di Jalan Banceuy berdiri di atas lahan seluas 1.300 meter persegi itu tetap dipertahankan sebagai tempat penjemuran, gudang penyimpanan, pabrik pengolahan, sekaligus toko.

Kopi yang menggunakan merek dagang Koffie Fabriek Aroma ini rupanya sengaja tak dikembangkan sebagai produksi massal. Widya yang lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran ini punya alasan sendiri untuk tetap bertahan dengan kondisi usahanya itu. Ia tak mau lebih repot bila perusahaan itu menjadi lebih besar lagi.

Seperti ayahnya dulu, Widya turun ke lapangan memilih sendiri biji kopi di perkebunan langganannya. Sebab, ia tetap ingin mempertahankan kualitas rasa kopi produk perusahaannya yang tidak besar itu. Malah, bubuk kopinya yang dijual seharga Rp 30 ribu per kilo untuk jenis Robusta dan Rp 38 ribu per kilo untuk jenis Arabika itu hanya dapat dijumpai di toko Jalan Banceuy itu saja.

Walau demikian, toh, banyak orang mengenal kualitas kopi yang sampai kini masih diolah dengan mesin kuno buatan Jerman itu. Lebih-lebih, orang jadi mudah mengingat merek Aroma setelah singgah di toko berarsitektur art deco itu.